Bunda Literasi 17 kecamatan Dikukuhkan, Ini Pesan Bunda Literasi Kapuas Agustina Sri Rejeki Erlin Hardi
Bun
Kapuas – Bunda Literasi Kecamatan Se-kabupaten Kapuas resmi dikukuhkan, pengukuhan dilakukan langsung oleh Bunda Literasi Kabupaten Kapuas, Agustina Sri Rejeki Erlin Hardi terhadap Bunda Literasi dari 17 kecamatan, yang mana diisi oleh istri-istri camat maupun camat yang perempuan. Pengukuhan berlangsung di Aula Rumah jabatan (Rujab) Bupati Kapuas, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (22/1/2024).
Bunda Literasi Kabupaten Kapuas, Agustina Sri Rejeki Erlin Hardi dalam sambutannya mengajak para bunda literasi yang baru dikukuhkan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, karena saat ini Indonesia secara nasional dari negara lainnya berada di peringkat 10 terbawah. Untuk itu, literasi harus lebih gencar disosialisasikan dilingkungan masyarakat.
“Permasalahan literasi bagi bangsa kita masih harus terus digelorakan. Hal ini karena berdasarkan survei yang dilakukan program For International Student Assesment (PISA) yang dirilis Organization For Economic Coperation And Development (OECD), menempatkan Indonesia pada peringkat ke 62 dari 70 negara, merupakan 10 negara terbawah dengan tingkat literasi yang sangat rendah,” ucapnya.
Ia juga meminta bunda literasi tingkat kecamatan untuk terus bergerak terstruktur ke tingkat bawah seperti kelurahan dan desa dan kemudian dari desa juga bergerak ke RT dan RW bahkan ke lingkup rumah tangga dalam hal penyampaian sosialisasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Oleh karena itu, setelah dikukuhkan pada hari ini, saya harapkan agar para bunda literasi kecamatan untuk segera bergerak membentuk jejaring komunikasi dan koordinasi di wilayahnya masing-masing, dari tingkat kelurahan, desa, RW, RT, hingga unit terkecil yaitu rumah tangga atau keluarga. Karena keluarga merupakan salah satu unit terkecil yang ada di masyarakat dapat menjadi kunci untuk membangun kemampuan literasi,” ujarnya.
BBu
Ia menilai, dalam rumah tangga, peran ibu lah yang juga akan membantu meningkatkan minat baca bagi anak-anak.
“Peran ibu sebagai perpustakaan pertama bagi anak-anak sangat strategis dalam mendorong pengembangan kegemaran membaca anak. Selain itu, keluarga merupakan suatu miniatur pendidikan utama dalam menstimulus pola perkembangan anak baik dari aspek intelektual, emosional maupun spiritual,” katanya.
Untuk itu, ia berharap semua bunda literasi dapat bergerak menyasar hingga ke rumah tangga dan mensosialisasikan sosialisasi untuk meningkatkan minat baca di lingkup rumah tangga.
“Seorang Ibu adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga. Tumbuh sumbang Anak dalam menjalani proses belajar sangatlah penting dikenalkan kemampuan literasi. Artinya, Ibu memberikan asupan informasi bagi otak dan hati dengan demikian sudah sepatutnya di setiap keluarga disediakan wadah sumber informasi yaitu perpustakaan keluarga,” pungkasnya.